Review OnePlus X Indonesia
OnePlus X - Review Indonesia |
Story Behind OnePlus X di Indonesia
Konsumen barang elektronik di Indonesia, terutama konsumen smartphone seringkali mendewakan spesifikasi dan membandingkannya dengan harga jual barang tersebut. Tak heran setiap ada produsen yang merilis produk dengan bumbu jargon flagship killer, biasanya akan cepat populer dan menjadi buruan mereka.
OnePlus pernah berhasil merebut perhatian konsumen tanah air saat menjual OnePlus One di Indonesia dengan sistem undangan. Orang berebut mendapatkan kode undangannya untuk kemudian dipakai berbelanja di salah satu marketplace kenamaan di region Asia Tenggara, Lazada.
Setelah sekian lama waktu berlalu sejak penjualan perdana OnePlus One, konsumen tanah air sudah merindukan penerusnya untuk dapat hadir membawa pembaruan dan peningkatan. Asa mereka sempat bersambut saat OnePlus akhirnya melakukan product launching untuk OnePlus 2 di Jakarta.
Namun, manusia boleh berharap, takdir juga lah yang berkata lain, OnePlus 2 gagal masuk untuk dijual di Indonesia. OnePlus Indonesia menyatakan batal memasukkan OnePlus 2 ke tanah air. Kendala utama yang ditengarai menjadi penyebab kegagalan ini adalah regulasi mengenai TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) untuk perangkat 4G yang mulai diterapkan pemerintah Indonesia.
OnePlus bergerak cepat dengan mengumumkan kehadiran OnePlus X, mereka mencoba mengobati kekecewaan konsumen Indonesia. Namun smartphone terbaru dari OnePlus ini bisa dikatakan tidak mengalami peningkatan spesifikasi yang berarti apabila dibandingkan dengan OnePlus One. Melihat pola penamaannya yang tidak mengikuti pola urutan yang sama, bisa jadi OnePlus X ini memang diperuntukkan untuk mengisi kekosongan yang tercipta di antara OnePlus One dan OnePlus 2.
Namun, mencoba saja tidak cukup. Regulasi TKDN rupanya masih jadi tantangan bagi OnePlus Indonesia. OnePlus X tak kunjung juga dijual di tanah air. Padahal beberapa waktu lalu sempat bocor sebuah landing page di website Lazada Indonesia yang menunjukkan halaman promosi penjualan OnePlus X. Bocoran yang saya dapatkan waktu itu, akhir Februari smartphone ini akan resmi dijual di Lazada.
Waktu kembali bergulir, dan tidak ada tanda-tanda penjualan OnePlus X akan dimulai. Hingga akhirnya sebuah tweet dari akun milik Blibli, salah satu marketplace lokal yang menjadi pesaing Lazada, malah membuat banyak orang tercengang.
Bagaimana tidak, OnePlus X yang sudah santer akan dijual secara eksklusif oleh Lazada, malah tiba-tiba dihadirkan oleh pesaing mereka. Kegemparan semakin berlanjut saat diketahui ternyata OnePlus X akan dijual dalam keadaan tidak full potential. Ya, demi menyiasati regulasi, OnePlus X dihadirkan sebagai smartphone 3G saja. (Walaupun bisa diaktifkan 4G-nya dengan cara ini).
Bisakah Anda bayangkan? Penantian panjang Anda berbuah hal yang tak seperti ekspektasi Anda di awal? Tidak bisa? Sekarang coba bayangkan perasaan saya saat tahu Gista Putri ternyata dipinang bosnya itu. Anggaplah kurang lebih begitu perasaannya.
Dari Lazada ke Blibli. Padahal beberapa hari sebelumnya, saya baru saja berbincang-bincang dengan salah satu teman kuliah yang kini bekerja di Blibli. Saya tanya kapan Blibli akan menggaet produsen smartphone laris untuk menjual produknya secara eksklusif di sana. Saya katakan bahwa di Lazada pun produk smartphone menjadi kategori paling laris penjualannya. Bahkan sempat saya singgung soal OnePlus yang sudah deal dengan Lazada.
Nampaknya proses dealing antara Blibli dengan OnePlus terjadi secara cepat,buktinya teman saya itu pun baru tahu setelah saya perlihatkan tweet tersebut tadi.
Flash Sale OnePlus X pun dimulai di Blibli, berbagai promosi dan kode voucher disebar. Akhirnya sayapun memutuskan untuk memanfaatkan voucher potongan harga sebesar Rp200.000,- tersebut untuk membeli sebuah OnePlus X demi menuntaskan kepenasaran saya.
Ya saya penasaran dengan OnePlus X, habisnya dulu setiap saya membuat thread review sebuah smartphone di Kaskus, mesti ada yang mengomentari dengan membandingkannya kepada OnePlus X. Dan komentar ini seringkali tak pandang bulu, maksud saya ya masa membandingkan Infinix Hot 2 atau Xiaomi Redmi 2 Prime dengan OnePlus X, jelas beda kelas, beda sekolah bahkan. Ha.. ha..
Saya penasaran, apakah OnePlus X sebegitu bagusnya, sampai setiap bahasan smartphone perlu dikomentari dengan bumbu OnePlus X? Ataukah kala itu ada gerakan pecinta OnePlus X yang sedang giat bekerja? If you know what I mean.
Unboxing, Hands-on, dan First Impression on One Plus X
Jika harus merangkum proses unboxing OnePlusX ke dalam satu kalimat, maka saya akan memilih kalimat berikut ini:
Berbalut kemasan premium, kelengkapan yang berkelas, dan sedikit bonus yang agak mubazir, OnePlus X hadir untuk mencoba merebut kembali perhatian konsumen tanah air yang telah begitu lama menantikannya.
Ya, kemasan OnePlus X memang terasa cukup premium. Jelas berbeda dari kemasan beberapa smartphone harga hemat yang belakangan ini sering saya coba. Hal ini terbilang wajar ya, harga jual OnePlus X tidak bisa dibilang murah toh?
OnePlus X - Kotak kemasan penjualan |
Walau tidak murah, kelengkapan yang disertakan dalam paket penjualan OnePlus X ternyata tetap tidak menyertakan headset. Namun kita akan cukup terhibur melihat kepala charger dan kabel data milik OnePlus X yang terlihat fancy, berkelas.
OnePlus X - Kotak kemasan saat dibuka |
OnePlus X - Kepala charger dan kabel data yang terlihat fancy |
Oh ya, ada bonus softcase di dalam kotak kemasan OnePlus X. Anggaplah ini pelipur lara bagi konsumen Indonesia yang sudah bersedia menunggu. Nyatanya, softcase ini saya yakini akan jarang digunakan kebanyakan pembeli OnePlus X. Alasannya simple saja, cantiknya OnePlus X yang merupakan kelebihan utama perangkat ini, akan tertutupi seketika saat memasangkan softcase ini.
OnePlus X - Kepala charger dengan output 5v, 2A |
OnePlus X - Kelengkapan dalam kemasan penjualan |
Beralih pada bahasan build quality OnePlus X, terasa cukup premium dalam sentuhan tangan saya. Bukan yang terbaik yang pernah saya coba, namun sangat memenuhi kepantasan apabila dibandingkan dengan bandrol yang diberikan OnePlus untuk produknya ini. Frame metal dengan tekstur bergaris sebetulnya bukan favorit saya, namun secara fungsi ternyata cukup mampu memberi tambahan grip pada smartphone yang cukup licin ini. Bagian depan dan belakangnya yang terbuat dari kaca, memang lembut di tangan, feels-nya saat digenggam, digunakan untuk mengetik, dan melakukan kegiatan lainnya yang membutuhkan sapuan jari pada layar terasa sangatlah ngageleser. Haha, ngageleser kalau diterjemahkan ke Bahasa Indonesia apa ya padanan katanya?
OnePlus X - Tampak depan |
OnePlus X - Tampak belakang |
Ukuran OnePlus X dapat dibilang sangat compact, layarnya yang berdimensi lima inci dan ketebalan yang hanya sekitar tujuh milimeter membuatnya sangat mudah dioperasikan dengan satu tangan. Pun saat diselipkan masuk ke dalam saku celana jeans, takkan ada kesulitan berarti yang Anda alami.
Kekurangan pada hardware OnePlus X hanyalah ketidakhadiran lampu latar pada tombol kapasitif yang berada di bawah layar. Akan tetapi, bisa jadi ini memang sudah direncanakan, supaya tidak menimbulkan kebingungan jika kita menggunakan on-screen button. Oh ya, kita juga bisa menukar letak tombol back dan recent apps sesuai kebiasaan masing-masing.
OnePlus X - Tombol kapasitif tanpa lampu latar |
OnePlus X - LED Notification di atas layar |
Ada fitur tambahan yang sangat berguna yang diberikan Oxygen OS untuk aksi tekan dan tahan serta melakukan double-tap pada masing-masing tombol kapasitif. Kita dapat menggunakannya untuk mematikan layar, berpindah antara dua aplikasi terakhir yang kita buka, dan beberapa aksi lain. Hal ini sangat saya sukai semasa menggunakan CyanogenMod OS.
Satu kelebihan OnePlus X yang tidak banyak dimiliki smartphone lain adalah adanya tombol khusus untuk mengatur notifikasi. Sebelum masuk ke masjid, atau mengikuti rapat, kita cukup menggeser tombol ini ke atas agar OnePlus X kita beralih ke mode senyap. Pilihan mode-nya sendiri ada tiga, semua notifikasi, notifikasi prioritas, dan tanpa notifikasi sama sekali. Cool!
OnePlus X - Sisi kanan tampak penuh |
OnePlus X - Sisi atas |
OnePlus X - Sisi kiri terdapat tombol geser untuk notifikasi |
OnePlus X - Sisi bawah |
Kesan pertama yang diciptakan OnePlus X sangat positif, ukuran yang compact, tipis, plus layarnya yang hitam pekat membuat kesan elegan sangat timbul. Apalagi jika kita mengaktifkan Dark Mode untuk tampilan UI-nya. Selain lebih menghemat daya, tampilan gelap pada layar AMOLED tampak jauh lebih misterius dan keren.
OnePlus X pada saat keluar dari kotak kemasannya,ternyata sudah terpasang anti gores berupa mika plastik tipis. Saat saya ganti dengan tempered glass merk AIUEO yang harganya murah, selain ukurannya tidak begitu menutupi seluruh bagian layar, nampak di sekeliling pinggiran tempered glass ada bagian yang terlihat agak putih seperti kurang menempel. Saya pun mencoba tempered glass dari brand lain yang lebih premium, Mocolo. Namun rupanya hal yang sama terjadi juga.
Saya rasa itu adalah efek samping dari penggunaan curved glass 2.5D pada sebuah smartphone, karena hal ini membuat saya teringat dulu pun di Moto X 2014 kasusnya sama persis. Maafkan Aa, AIUEO, telah men-judge-mu sebelumnya.
Hasil Uji Pakai OnePlus X
Dengan spesifikasi flagship (2 tahun lalu), OnePlus X membawa konfigurasi hardware yang cukup identik dengan beberapa smartphone yang pernah saya gunakan sebelumnya, yaitu: Moto X 2014, ASUS Padfone S. dan terakhir HTC One E8.
Dari keempat device yang menggunakan processor Snapdragon 801 tersebut, apabila dibandingkan menurut beberapa faktor, maka kira-kira pemenangnya per masing-masing faktor pembanding tersebut adalah seperti ini:
- - Performa: Moto X
- - Pengelolaan Panas: HTC One E8
- - Kamera: OnePlus X
- - Kelengkapan Hardware: HTC One E8
- - Layar: OnePlus X
- - Suara: HTC One E8
- - Desain: Moto X
- - Ketahanan Baterai: HTC One E8
- - Fitur dan UI: OnePlus X (Oxygen OS 2.2)
Baterai OnePlus X masih masuk kategori dapat dimengerti, mengingat kapasitas baterainya yang sekitar 2.500 mAh saja. Eh, saya baru ingat, kapasitas baterai HTC OneE8 lebih kecil ya? 2.300 mAh, padahal clockspeed processor-nya lebih tinggi, dan dalam pemakaian saya mampu bertahan lebih lama daripada OnePlus X.
OnePlus X - Ketahanan baterai |
OnePlus X - Screen-on Time |
Jika OnePlus X yang Anda miliki tidak bisa membaca perangkat storage OTG, pastikan Anda sudah mencentang pilihan OTG storage berikut ini pada layar Storage Settings ya.
Dari segala kelebihan yang dimiliki oleh OnePlus X, kemudahan dalam pengoperasiannya adalah hal yang paling membuat saya betah, selain bentuknya yang tipis dan feels-nya yang premium. Beberapa fitur Oxygen OS 2.2 pada OnePlus X yang saya suka antara lain adalah:
- - Fungsi gesture, double tap to wake adalah nilai lebih buat saya yang sering menyimpan smartphone di atas meja.
- - Fungsi tambahan dari tombol kapasitif, misal: double tap pada home button bisa diatur untuk mematikan layar, tekan dan tahan tombol recent apps maka akan berpindah menuju aplikasi yang sebelumnya dibuka.
- - Tombol geser dedicated untuk pengaturan notifikasi. Tinggal geser, maka smartphone sudah masuk mode silent, tanpa harus menyalakan layarnya terlebih dulu.
- - Dark mode, membuat OnePlus X terlihat hitam pekat yang mana ini sangat keren dan terlihat misterius,
Informasi Hardware dan Hasil Benchmark OnePlus X
Berikut saya tampilkan hasil capture dari penggunaan aplikasi Sensor Box for Android, CPU-Z, AIDA64, dan Antutu Benchmark guna mendapatkan informasi hardware bawaan OnePlus X dan hasil skor benchmark-nya.
OnePlus X - Kelengkapan sensor |
OnePlus X - Skor hasil Antutu Benchmark |
Hasil Kamera OnePlus X
Plus dan Minus OnePlus x
Kelebihan OnePlus X
- + Desain yang ciamik, plus ukuran yang compact.
- + Oxygen OS hadir membawa fitur-fitur penuh manfaat.
- + Layar AMOLED yang dibawanya, vivid dan sangat hidup.
- + Performa baik, perpindahan aplikasi berlangsung lancar tanpa lag.
- + Build quality premium, sangat nyaman digunakan dan dirasakan dalam genggaman.
- + Tombol khusus pengatur notifikasi.
- + Hasil kamera di atas rata-rata, dan adanya mode manual.
Kekurangan OnePlus X
- - Hybrid slot untuk simcard kedua dan micro-SD.
- - Demam pada pemakaian ringan.
- - Ketahanan baterai seharusnya dapat ditingkatkan lebih baik lagi.
Apa Kata Aa tentang OnePlus X
OxygenOS di luar dugaan sangat mampu memberikan kenyamanan buat saya selama kurang lebih seminggu menggunakan smartphone ini sebagai ponsel utama saya. Tadinya saya cukup kecewa saat OnePlus tak lagi bekerja sama dengan CyanogenMod untuk urusan software dari perangkat yang mereka besut. Namun OxygenOS sangat layak mendapat acungan jempol. Kustomisasi yang esensial, tepat guna, dan sangat intuitif, tidak hanya menitikberatkan pada looks yang seringkali membebani kinerja smartphone.
Berbicara mengenai hardware, bolehlah kita bilang spesifikasinya so last year, tapi harganya cukup up to date lho. Dengan garansi resmi, bandrol 3 jutaan rasanya tidak berlebihan melihat apa yang ditawarkan oleh OnePlus X. Seandainya baterainya sedikit lebih lama bertahan dalam pemakaian, dan pengelolaan panas yang lebih baik bisa diusahakan ke depannya, saya tidak akan ragu untuk menjadikan smartphone ini sebagai daily driver saya selama tahun 2016.
Buat yang mau mengaktifkan jaringan 4G dari OnePlus X ini, silakan lihat di sini.
Buat yang mau mengaktifkan jaringan 4G dari OnePlus X ini, silakan lihat di sini.
review xiaomi mi4s dunk om.. pengen beli nih.. makasih..
ReplyDeletegimana kalo tante dewi beli dulu? nanti saya review-in :D
Deleteada sensor kompasnya?
ReplyDeletedi atas ada screenshotnya lho Om, magnetic ada :)
DeleteMemastikan saja, soalnya spesifikasi data yg saya lihat di gsm arena tidak mencantumkan sensor compass, hanya Accelerometer, gyro, proximity.
DeleteSaya suka menggunakannya jika bepergian jauh dan dibutuhkan utk mencari arah kiblat.
Terima kasih
Bang, maaf melenceng
ReplyDeleteMau tanya Smart phone yg kameranya ciamik range harga dibawah 2 jutaan apa yah?
Spec gausah tinggi2 deh, buat pemakaian sehari hari aja.. Ada gak bang?
Redmi 3 tapi garansi distributor?
DeleteHisense Pure X
Delete@irfan selain xiaomi bang?
Delete@nookie bagusan mana redmi 3 amaama pure x :p hehe
saya baru denger pure x, ada juga pureshot :D
DeleteYa Hisense Pureshot lumayan bagus, kalau ga alergi dengan metal setengah jadi, ZTE Blade A711 kameranya ok lho...
Iya cepet panes. Waktu abis unboxing mo donlot apps aja udah panes. Apalagi muter video.
ReplyDeleteUdah gitu batrenya kayak kurang gahar.
:(
ya itu alasan ga diterusin pake ini, selain harga :D
DeleteSekarang pake hape lain yg processornya Snapdragon 801 juga, tapi ga panas dan cuma 1,6 jutaan :D
pake apa gan 1,6jtan ga panas?? hehe
DeleteBang Irfan, kalau untuk upgrade dari zenfone 2 Ram 4gb ke OPX recomended kah?
ReplyDeletedari segi panas masih panas OPX atau zenfone 2?
atau ada saran lain untuk upgrade dgn range harga 3-3,5jt
thanks
belum coba Zenfone 2 sih :D
DeleteOPX recommended koq, cuma suka panas aja.
3-3.5 juta apa ya.. Meizu MX4 Pro? tapi single-sim.
Xiaomi ga suka ya?
bang untuk OPX ini daya tahan batrenya dalam sehari berapa kali charge ya klo dipake seharian wasap,bbm,socmed,browsing,dn kadng2 nge game?
ReplyDeleteane bingung nih masih mending OPX apa Mi4s atau nggk reno pro 3? ada recomended nggk?
Kalau baterai nya di ganti bisa apa ga ya?
ReplyDeleteKalau baterai nya di ganti bisa apa ga ya?
ReplyDelete