Review Smartband Infinix XBand XB01, Usaha Infinix Menyeruak di Pasar Wearables Indonesia
Sewaktu saya dipinjami smartband terbaru keluaran Infinix ini, awalnya saya sangat senang. Dalam hati saya bergumam, wah akhirnya dikasih kepercayaan lagi setelah beberapa device Infinix terakhir saya ga dapat 'jatah', he.. he..
Lalu kemudian saya bingung, ya bingung bagaimana menguji smartband seperti ini? Saya ingat dulu pernah bingung juga sewaktu diberi free sample product oleh GearBest berupa smartband, yang malah akhirnya disita istri, he.. he.. Sejak saat itu GearBest tak pernah lagi menghubungi, besar kemungkinan karena kapok lihat hasil video review yang saya upload ke Youtube kala itu, amatir seamatir-amatirnya. Ha... ha...
Selama ini saya pakai smartband cuma buat pengganti jam tangan saja, dan yang lebih penting adalah waterproof-nya, jadi ga perlu lepas-lepas jikalau pergi berwudhu.
Sementara fungsi pedometer atau activity tracker semakin jarang saya gunakan semenjak pindah kerja dan domisili ke Bandung. Bagaimana tidak, setiap hari selalu gagal memenuhi target 6.000 langkah akibat tak lagi banyak berjalan kaki saat berangkat dan pulang ke tempat kerja. Beda saat masih tinggal di Depok, entah itu saat harus naik bis Deborah yang penuh kenangan (mengerikan) dan jalan kaki dari terminal Lebak Bulus ke kantor, maupun saat jadi roker (rombongan kereta, sebutan untuk para komuter pengguna KRL) dan harus berjalan dari rumah ke Stasiun UI dan Stasiun Gondangdia ke Menara Thamrin, 6.000 langkah sih gampang, ha.. ha..
Saat saya tanyakan kepada orang Infinix mengenai status waterproof-nya, dikatakan tahan percikan air koq, waduh saya ga berani pakai buat berwudhu ah, berabe nanti barang pinjeman kalau kenapa-kenapa, haha...
Eh tapi, Infinix XBand ini punya sesuatu yang tidak dimiliki smartband saya sebelumnya. Ya, Infinix XBand ini jika modul utamanya dilepas dari tali atau gelangnya, maka dapat difungsikan sebagai bluetooth handsfree atau headset. Wah, jadi inget kalau Huawei juga mengeluarkan smartband yang dapat melakukan hal yang sama. Okelah, saya googling lagi Huawei Talkband B2 ini, untuk kemudian mendapati bahwa desain kedua smartband ini sangatlah identik.
Tapi... Ada satu hal yang tidak identik, malah jomplang sekali dari kedua smartband ini. Adalah harga dari Huawei Talkband B2 ternyata lebih dari tiga kali lipat harga Infinix XBand XB01 yang sama-sama dijual di Lazada.
Unboxing dan Hands-on Infinix XBand
Saat menerima paket berisi smartband ini, tadinya saya sempat ge-er dan mengira paketnya berisi lebih dari satu barang lho. Bagaimana tidak, kotak kemasan penjualan Infinix XBand ternyata sangat panjang, he.. he..
Proses unboxing dan pegang-pegang seperti biasa saya abadikan dalam sebuah video, silakan disimak ya.
Buat yang malas membuka video, saya cantumkan beberapa foto penampakan asli Infinix XBand ini deh, monggo.
Infinix XBand XB01 - kotak kemasan |
Infinix XBand XB01 - keterangan pada kotak |
Infinix XBand XB01 - fitur unggulan |
Infinix XBand XB01 - kelengkapan pada paket penjualan |
Yang saya coba ini Infinix XBand berwarna hitam dengan strap kulit yang sama warnanya. Satu varian lain dari XBand ini berwarna emas dengan strap kulit cokelat. Pada paket penjualannya, disertakan juga kabel data berwarna putih, dan dua buah karet earbuds, sehingga total ada tiga buah earbuds dengan ukuran S, M, dan L.
Infinix XBand XB01 - earbuds ukuran S, M, L |
Layar yang digunakan berjenis OLED monokrom, ukuran layarnya tergolong kecil namun cukup untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan. Jadi dari keseluruhan modul utama Infinix XBand ini, kira-kira 50% saja yang merupakan layarnya.
Infinix XBand XB01 - OLED saat menyala |
Infinix XBand XB01 - OLED saat padam |
Infinix XBand XB01 - menu penghitung langkah |
Di bagian belakang modul utama Infinix XBand ini, terdapat satu port micro USB yang dapat digunakan untuk mengisi daya, serta earpiece yang telah dipasangi earbuds karet. Tulisan Xband tercetak pada bagian yang sama, dengan ditambahi tulisan kecil Designed by Infinix. Sementara pada tatakan tempat melekat sang modul utama, tercetak jelas logo Infinix.
Infinix XBand XB01 - tatakan |
Saat digunakan di tangan, terlihat misterius dan trendy gitu, walau menurut saya terasa masih terlalu tebal di bagian depannya.
Infinix XBand XB01 - digunakan di tangan |
Infinix XBand XB01 - terlihat misterius |
Infinix XBand dalam Pemakaian Sehari-hari
Untuk mengkoneksikan Xband dengan smartphone yang kita miliki, sama seperti smartband lainnya, kita dapat menggunakan bluetooth dan aplikasi pendamping yang harus terlebih dahulu dipasang pada smartphone. Aplikasi yang bernama X-Band ini dapat diunduh di Google Playstore. Proses pairing berlangsung cukup mudah, dan ada beberapa menu pengaturan yang dapat dilakukan. Semisal kita dapat mengatur aplikasi apa saja yang ingin diperbolehkan menampilkan notifikasi di Xband, dan mana yang tidak.
Selain itu kita dapat mengaktifkan fitur gesture, di mana layar XBand dapat otomatis menyala saat kita memutar pergelangan tangan. Nah ini yang keren, jadi misalkan satu tangan kita sedang digunakan berpegangan di angkutan umum, atau sedang memegang cangkir minum, kita masih dapat melihat waktu atau notifikasi di XBand hanya dengan mengangkat tangan dan memutar pergelangan sekaligus mengarahkan XBand ke arah mata kita, dan voila... layarnya menyala.
I wish it was that simple. Ya, pada kenyataannya fungsi yang disokong oleh kehadiran accelerometer ini tak selalu berhasil dengan mulus, kadang harus agak kasar gerakan memutar pergelangan tangannya, sementara di lain kesempatan saat saya hanya menggerakan tangan sedikit saja, layarnya bisa menyala. Tapi hadirnya fitur ini sudah lumayan banget membantu lho, inget harga produk ini berapa ya, he.. he..
Saat notifikasi diterima, XBand takkan mengeluarkan bunyi apa-apa, hanya ada getaran yang sudah cukup untuk membuat kita ngeh bahwa ada notifikasi yang di-forward oleh smartphone kita ke smartband ini. Ya, tidak ada loudspeaker pada Infinix XBand ini, satu-satunya sumber suara ada pada earpiece yang terbenam di balik modul utama.
Baterai Infinix XBand ini maksimal bertahan selama tiga hari lebih beberapa jam dalam pemakaian ala saya, tidak pernah tembus empat hari. Seminggu dua kali mengisi baterai smartband menurut saya sih sudah tergolong kebanyakan, saya sih inginnya wearables itu di-charge tiap weekend saja. Di hari kerja, saya ingin berangkat ke kantor tanpa perlu mengecek apakah jam tangan saya mati dan perlu diisi dayanya dulu atau tidak.
Ada beberapa antarmuka jam yang dapat dipilih, kita dapat menggantinya dengan melakukan tap dan tahan pada saat XBand menampilkan jam, lalu geser untuk melihat beberapa alternatif antarmuka, tap kembali pada antarmuka yang ingin dipilih. Untuk masuk ke menu atau fungsi lain, nyalakan lalu geser atau swipe layar XBand. Selain menu penghitung langkah, ada juga semacam stopwatch untuk mengukur lama kegiatan kita. Lagi-lagi yang bisa dihitung hanya jumlah langkah saja, dikarenakan tidak adanya sensor detak jantung pada smartband yang satu ini. Soal akurasinya pun saya tak tahu pasti ya.
Plus dan Minus Infinix XBand
Kelebihan Infinix XBand
- Harga yang terpaut jauh dari produk sejenis, walau tetap tak bisa dikatakan murah dalam ukuran saya.
- Bisa digunakan sebagai bluetooth handsfree.
- Bahan strap yang nyaman di kulit.
- Kehadiran accelerometer, memudahkan penggunaan.
Kekurangan Infinix XBand
- Accelerometer terkadang tidak stabil.
- Kualitas suara saat dipakai mendengarkan musik biasa saja.
- Daya tahan baterai tidak cukup lama.
Apa Kata Aa tentang Infinix XBand
Beli ngga, beli ngga? Mesti ujung-ujungnya muncul pertanyaan itu. Buat Anda yang sering bepergian, terutama yang menggunakan kendaraan umum, saya rasa Infinix XBand akan berguna buat Anda.
Disclaimer: paragraf berikut ini akan sangat terasa lebay dan dramatis.
Disclaimer: paragraf berikut ini akan sangat terasa lebay dan dramatis.
Coba bayangkan saat Anda sedang naik angkutan umum dan terjebak macet, lalu Anda ingin membunuh waktu dengan mendengarkan musik, tapi sungkan membuka tas untuk mencari earphone Anda karena takut ada copet mengintai, tapi Anda rasa tak mungkin juga menyetel musik dengan loudspeaker karena lagu yang hendak Anda putar adalah Lelaki Kardus (I know, it's embarassing, haha...). Saya yakin dalam situasi seperti itu, Infinix XBand akan sangat berguna untuk Anda, tinggal copot dari pergelangan tangan Anda, pasangkan di telinga, lalu nyalakan bluetooth di ponsel, lanjut deh Anda bisa menikmati lagu kesayangan Anda tanpa takut membuka aib, ha.. ha.. ha.. Bahkan menurut saya ini akan menambah pesona Anda di mata para ABG penumpang angkutan umum itu melihat Anda punya gadget canggih layaknya agen-agen minyak tanah, eh agen spionase.
Intinya sih, menurut saya Infinix XBand pantas dimiliki jika Anda adalah orang dengan mobilitas tinggi yang akan membutuhkan fungsinya sebagai bluetooth handsfree, itupun dengan syarat Anda rajin mengecek kondisi baterainya ya, jangan sampai kehabisan daya saat digunakan. Harganya yang jauh lebih murah dari smartband dengan fitur sejenis jadi daya tarik utama smartband ini. Pun kalau Anda membeli smartband dan bluetooth handsfree terpisah, jatuhnya Infinix XBand akan lebih bersahabat dengan dompet. Sementara jika hanya butuh untuk jam tangan dan activity tracker, saya rasa sudah banyak smartband lain dengan harga yang lebih murah lagi siap jadi batu sandungan Infinix Xband untuk berjaya di pasar wearables di tanah air.
So, pertanyaan beli atau ngga bisa Anda jawab dengan bercermin kepada kebutuhan Anda sendiri ya. Semoga review ringan ini membantu. Dadah... :D
Min, x band ini bisa di pair ke IOS nggak?
ReplyDeleteMin, x band ini bisa di pair ke IOS nggak?
ReplyDeleteKoq nyari nyari di olshod dah ga ada ya gan
ReplyDelete