Jalan Berkabut yang Pelan Terlihat, Refleksi Setahun Nge-blog
Alhamdulillah, akhirnya blog www.gontagantihape.com tepat berusia setahun. Ini saya hitung dari postingan pertama tentang Infinix Zero 2 yang saya publish pada 11 Agustus 2015, he.. he..
Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi tentang apa saja yang saya alami selama setahun menulis blog alias menjadi blogger jadi-jadian. Tentang kenapa saya mulai menulis di blog ini, apa motivasi saya, target saya, suka duka selama setahun pertama, dan sedikit tips dan trik buat siapa saja yang ingin mulai menulis atau memulai sesuatu, entah itu blog, youtube, bisnis, atau apapun.
Bukan, bukan karena saya merasa sudah hebat. Betul saya sangat mensyukuri semua pencapaian ini, statistik blog yang bagi saya sangat menakjubkan, sambutan hangat di media sosial saat saya share tulisan-tulisan saya, dan lainnya. Tapi bukan karena hal itu saya ingin 'mengompori' mereka yang sudah punya banyak ide dan rencana di kepala, tapi belum juga memulai.
Peringkat blog gontagantihape.com di Alexa |
Awal Mula Menulis di Blog GontaGantiHape.com
Semua diawali oleh sebuah tawaran untuk pindah bekerja di Bandung. Saya yang saat itu sudah lebih dari enam tahun bekerja di sebuah perusahan cloud computing di Jakarta Selatan, mendapat ajakan untuk bergabung dengan sebuah perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang fintech. Tawaran ini takkan saya hiraukan andaikata tidak diembel-embeli Bandung sebagai lokasi bekerja.Saya bukan orang Bandung, dari lahir sampai lulus SMA di Garut, lanjut menetap di Depok sedari kuliah hingga bekerja. KTP saya sudah Depok dari tahun 2011. Tapi Bandung punya pesona, banyak memori di sana, dekat pula ke Cimahi di mana istri dan anak saya tinggal setelah kami memutuskan untuk LDR karena anak bayi saya waktu itu tak cocok dengan panasnya Depok.
Palu pun diketuk, saya memutuskan melanjutkan mimpi di Bandung bersama Paybill, chasing my startup dream kalau istilah kerennya mah. Padahal bekerja buat perusahaan startup bukanlah hal yang mudah. Contoh paling nyata adalah tiap Lebaran tiba dan orang bertanya saya bekerja di mana, hmmm... Baca artikel saya soal bekerja di startup yang ini deh, biar ada gambaran.
Hubungannya dengan nge-blog? Ada! Di perusahaan startup ini, saya bekerja di bagian UX dan Product, di mana salah satu peran di dalam tim saya adalah membangun awareness di pasar. Awareness sebetulnya bukan hal yang sulit dicapai jika Anda punya anggaran berlimpah, tinggal pasang iklan di TV, pasang banner iklan di situs berita terkenal, lalu tunggu hasilnya.
Jalan tanpa banyak pendanaan, strategi awal saya dan tim kala itu adalah generating content sebaik mungkin dan berkesinambungan, lalu kami bagikan melalui akun-akun media sosial. Akun-akun yang jumlah audience-nya pun butuh ditumbuhkan dari nol, hehe...
Suatu waktu, saya tergiur oleh promosi sebuah brand smartphone baru yang mengeluarkan produk yang sangat menarik secara spesifikasi. Gencarnya para reviewer atau influencer menebar racun, membuat saya tergoda membelinya. Namun celaka, ponsel baru tersebut gagal memenuhi ekspektasi saya. Itu adalah pertama kalinya saya memutuskan tetap menggunakan ponsel lama saya dan batal menggantinya dengan yang baru. Ya, penyakit suka gonta-ganti hape sudah saya idap di kala itu.
Tak ingin rugi begitu saja, maka sebelum menjual kembali smartphone tersebut, saya putuskan untuk iseng-iseng menulis review-nya untuk diterbitkan di blog Paybill, hitung-hitung bantu sumbang content. Tak lupa tulisan itu saya share di berbagai medium, dan tanpa kami sangka waktu itu hits ke artikel itu menembus 4.000 views hanya dalam satu hari!
Saya ingat, saat saya share keberhasilan itu di facebook, ada satu teman kuliah yang kemudian menyarankan hosting sendiri lalu main Adsense. Haha boro-boro main Adsense, waktu itu buat hosting sendiri saja saya tak tahu caranya. Hingga akhirnya saya pun memutuskan untuk membeli sebuah domain, namun mengarahkannya ke free blog platform milik Google, Blogspot! Saat itu di pikiran saya cuma ingin mengabadikan tulisan review tersebut, dan review-review lainnya yang mungkin akan saya tulis ke depannya, sekaligus belajar bagaimana content yang baik dapat banyak dibaca oleh orang. Sedikit-sedikit saya berusaha menerapkan on-page SEO di blog tersebut, hasil dari googling sana-sini yang kebanyakan mendapat informasi yang umum-umum saja soal SEO. Yang penting saya bisa belajar untuk nanti diterapkan di pekerjaan.
Ikut Workshop Digital Marketing Membuka Perspektif Saya
Hingga suatu hari, kami merasa sudah saatnya merekrut karyawan baru untuk memegang peran digital marketing, dan saya sama sekali buta apa saja yang harus dimiliki oleh seorang kandidat pada posisi pekerjaan tersebut. Kalau sebuta itu, saya tak akan dapat talenta yang dibutuhkan perusahaan, gumam saya kala itu.Atasan saya akhirnya mengikutkan saya pada sebuah workshop digital marketing, Nasional Bootcamp namanya. Saya ikut batch ke 19 yang dilangsungkan di Solo, Oktober 2015. Di sana pematerinya merupakan orang-orang hebat yang sudah banyak prestasinya di dunia digital. Anehnya, nama-nama mereka asing semua buat saya. Saat itu saya sadari bahwa sayalah yang ke mana saja selama ini. Banyak insights menarik selama acara workshop yang menyadarkan saya bahwa saya harus punya kavling sendiri di ranah digital.
Satu yang paling terpatri dalam benak setelah mengikuti acara itu, bahwa sekarang ini prinsip digital marketing yang paling utama adalah People Trust People! Orang takkan percaya iklan suatu produk sampai ada testimoni dari penggunanya, atau review dari pihak yang dianggap netral. Bener juga saya pikir, itulah kenapa saat itu mulai banyak akun atau channel yang melakukan review produk, termasuk smartphone.
Kembali ke Bandung, saya semakin semangat mendalami dunia digital marketing. Tujuan akhirnya tetap sih biar Paybill makin bergaung namanya, namun cara saya belajar adalah dengan praktek langsung melalui media gontagantihape.com.
Sadar belum punya nama, maka saya gencar 'menjemput bola' di awal-awal saya blogging. Setiap artikel yang saya tulis saya bagikan melalui berbagai media sosial, forum, dan mailing list. Tak terhitung berapa grup facebook yang jadi sasaran saya di kala itu. Pun di kaskus, walau masih blepotan dan kadang thread saya di-lock bahkan dihapus bang mimin dan mpok momod, saya setia membagikan artikel blog saya.
Pengakuan Itu Datang Juga untuk Memberi Jalan
Hingga pengakuan pertama datang dari sebuah marketplace asal Hongkong, GearBest. Melalui sebuah akun kaskus, saya ditawari bekerjasama dengan GearBest. Saya dijanjikan akan diberi free sample product untuk di-review. Syaratnya harus mau bantu nulis untuk mereka. Untuk setiap artikel, saya mendapat fee $5, dan biasanya saya publish juga di blog dan kaskus. Sampai saat saya mendapatkan smartwatch Zeblaze Crystal dengan cuma-cuma, kurang lebih sudah belasan artikel saya tulis.Oh ya, ada cerita unik di balik pengiriman Zeblaze Crystal oleh DHL ke rumah. Singkat kata, karena kesalahan kurirnya, paket nyasar dan sempat dibuka orang. Dari situ saya komplain dan belajar menulis surat pembaca, yang berakibat datangnya kepala cabang DHL Bandung ke rumah untuk meminta maaf, walau mereka kurang peka alias tak memberi kompensasi apa-apa, malah numpang foto bersama di rumah, hahaha..
Pengakuan selanjutnya datang dari sebuah startup yang sedang melakukan ekspansi di Indonesia, Shopback. Saya diminta me-review layanan mereka dan menulisnya di blog. Saya disuruh berbelanja memanfaatkan layanan mereka dan sebagai timbal balik, belanjaan saya dibayari sebagian, hehe..
Dari obrolan dengan orang ShopBack, lagi-lagi nama saya terpantau dari kaskus. Kata Mbaknya, dia kesulitan posting di sana karena banyak aturannya. Aturan yang juga membuat banyak postingan saya dihapus oleh mimin, akibat ada blogger lain yang melaporkan postingan saya yang memang banyak mengandung backlink ke blog saya.
Diusilin, Dihapus, Malah Makin Naik Statistiknya
Pertama kali diusilin orang, saya sempat down. Bagaimana tidak, postingan di kaskus yang views-nya sudah belasan ribu malah dihapus. Pada saat itu views rata-rata ke blog saya sekitar 200 per harinya dengan salah satu sumber pengunjung terbanyak dari kaskus (menurut statistik blogger).Susah payah menjemput bola, menyebar link, mencari traffic, namun malah dihilangkan begitu saja semua jejak saya.
Tapi Allah berkehendak lain, sekitar seminggu setelah kejadian itu, views ke blog saya malah makin naik dan mulai stabil di angka rata-rata 1.500 views per hari. Dan kali ini sumber pengunjung blog saya banyak disumbang oleh google.co.id alias dari hasil pencarian secara organik.
Alhamdulillah, berkat postingan saya tentang sebuah kamera murah yang saya beli seharga Rp 350.000,- dengan voucher diskon Lazada, dan saya jual kembali Rp 300.000,-, blog saya nangkring di halaman pertama pencarian google, dan... urutan pertama pula di halaman itu!
Saya pun tak tahu apa yang bagus dari on-page SEO di postingan itu, saya cuma tahu gadget tersebut memang sedang banyak dicari orang karena murah, namun belum banyak yang mengulasnya.
Selanjutnya, ada lagi lho yang mengusili saya di kaskus. Membuat saya memutar otak mencari sumber pengunjung lain, dan berujung pada naiknya kembali rata-rata views per hari blog saya menjadi 2.500!
Saya ingat waktu itu begitu ada yang menjual Xiaomi Redmi Note 3 di Indonesia, saya langsung beli semahal apapun harganya. Yang penting saya duluan yang me-review, pikir saya kala itu. Dan hingga kini artikel saya soal Xiaomi Redmi Note 3 tersebut menjadi salah satu penyumbang views yang konsisten.
Sayangnya banyak komentar pedas di artikel tersebut karena hasil pengujian saya bernada negatif untuk produk itu, hehe.. Saya sih tidak akan pernah meminta maaf untuk penilaian negatif yang saya berikan atas suatu produk. Tapi jika karena artikel saya muncul di halaman pertama pencarian Google dan jadi banyak orang yang mengurungkan niatnya membeli, saya bisa apa? Ha.. ha..
Makin ke sini, makin banyak artikel saya yang mejeng di halaman pertama pencarian Google saat dicoba searching dengan pola kata kunci "review (merk gadget) (tipe gadget)". Sungguh saya tak tahu kenapa, perasaan setiap saya menulis, tak pernah dibuat-buat agar memenuhi kaedah SEO yang baik. Lha ilmu SEO-nya saja saya tak punya.
Namun saya ingat di satu sesi workshop yang saya ikuti, Madeleine Ong de Guzman (Mads) dari Elevenia pernah berkata bahwa SEO itu tidak ada habisnya dipelajari, kita coba terus dan ukur hasilnya. Itulah yang saya rasakan
Sebuah Penutup
Setahun nge-blog dan kini rata-rata pageviews blog saya adalah 3.500 views per hari, dengan total lebih dari 700.000 views di tahun pertama, menurut data yang disajikan blogger. Sementara dari data Google Anlytics bahkan sudah tembus satu juta views, Alhamdulillah.Statistik blog via blogger |
Statistik blog setahun via Google Analytics |
Statistik blog setahun via Google Analytics |
Yang saya ingin tunjukkan dari cerita saya yang sepanjang ini adalah, jika kamu menyukai sesuatu, mulailah segera. Pada perjalanannya, kamu akan menemui banyak kejutan yang tak terkira, pengalaman-pengalaman berharga, dan ilmu baru yang tak disangka-sangka.
Coba saja pikir, saya tak tahu bagaimana caranya generate traffic sedemikian besar, sampai saya coba praktekkan langsung. Jalan akan terlihat, jika kamu mau melaju menembus kabut di depanmu!
Tulisan ini sebetulnya belum terarah seperti yang saya inginkan. Belom banyak sharing-nya, soalnya di kantor sedang disibukkan banyak meeting dan workshop, sampai bos besarnya datang, heuheu.
Semoga nanti ada kesempatan lain lagi untuk berbagi ya. Setahun nge-Youtube mungkin? Cerita saya mulai upload video di Youtube bahkan lebih menarik lagi lho.
Tungguin ya! :)
Lha ane nyoba hampir 1 taun viewersnya kagak ada 1k pol cuma 800 Doang. Gimana solusinya bang aa gogon biar bisa kayak ente
ReplyDelete