Review ASUS Zenfone 3 Max, Kualitas yang Esensial di Dua Jutaan
Sebetulnya, sudah sejak agak lama saya melihat beberapa penjual memasang ASUS Zenfone 3 Max di etalase atau lapak online mereka. Namun, saya belum memutuskan mencobanya karena pada saat itu, semua penjual hanya memiliki stok yang bergaransi distributor. Bukan masalah layanan purna jualnya yang jadi pertimbangan saya, melainkan harga jual kembalinya andaikata saat saya selesai mencoba smartphone ini, lalu barang yang sama dengan garansi resmi sudah hadir.
Hanya ada dua kemungkinan yang dapat terjadi saat itu, harga barang bergaransi distributor anjlok, sehingga saya akan menjualnya kembali dengan selisih kerugian yang besar, atau kemungkinan terburuk adalah bahkan untuk mendapatkan peminat yang mau menawar saja saya akan kesulitan.
Ini karena ASUS bukan Xiaomi. Orang membeli produk ASUS pasti ingin yang bergaransi resmi. Hal yang sama tidak berlaku untuk produk Xiaomi, banyak orang (termasuk saya) masih dengan sukarela membeli produk bergaransi distributor karena dua alasan: selisih harganya terpaut cukup jauh, atau produk tersebut memang takkan tersedia secara resmi di Indonesia dan saya yakin Anda sudah tahu kenapa.
Untungnya sekitar dua minggu yang lalu, saya membaca sebuah tweet dari Om Herry SW di linimasa yang menyebutkan di beberapa marketplace sudah dijual ASUS Zenfone 3 Max bergaransi resmi. Tak menunggu lama, saya segera melakukan pencarian di salah satu marketplace berwarna hijau dan mendapati memang benar sudah banyak yang menjual smartphone ini dengan foto kotak kemasan produk yang ditempeli stiker TAM. Semua penjual baru menawarkan varian warna grey dengan kombinasi RAM 2 GB dan memori internal 16 GB.
Segeralah saya mengurutkan hasil pencarian berdasarkan harga yang termurah, lalu saya tanyakan kepada beberapa penjual apakah bisa dikirim hari itu juga, mengingat hari tersebut adalah Hari Minggu. Gayus berambut, eh gayung bersambut, penjual yang memasang harga terendah menyatakan siap kirim hari itu juga, yang membuat saya terlena akan janji manisnya dan segera melakukan pembayaran. Kenapa saya menulis begitu? Karena kenyataannya, saat keesokan harinya saya menanyakan status pengiriman, penjual baru meminta maaf dan menyatakan semua agen JNE yang biasa dia gunakan untuk melakukan pengiriman, tutup cepat pada Hari Minggu itu. Sehingga, pada akhirnya pengiriman dilakukan pada Hari Senin, padahal saya sudah bela-belain membayar lebih saat memilih menggunakan metode pengiriman YES.
Oh ya, saya mendapatkan ASUS Zenfone 3 Max ini seharga Rp2.075.000,- saja di penjual JJ Store PGC, dan saya baru tahu kalau harga resminya adalah sebesar Rp2.199.000,- beberapa saat sebelum melakukan unboxing. Wah, lumayan juga selisihnya ya!
Unboxing ASUS Zenfone 3 Max
Seperti biasa tentunya, ritual unboxing saya abadikan melalui sebuah video singkat. Mohon maaf jika pada video ini Anda merasa silau, saya masih mencoba-coba setting pencahayaan memanfaatkan tools atau gear sederhana yang saya miliki. Hasil dari coba-coba, video yang saya buat jadinya kadang terlalu gelap, kadang terlalu silau, he.. he.. he..Dan kemilau silau ini ternyata berlanjut pada hasil foto pasca prosesi unboxing di bawah ini. Fixed lah ini mah, memang salah setting pencahayaan, bukan kameranya. Heuheu...
ASUS Zenfone 3 Max - kotak kemasan penjualan |
ASUS Zenfone 3 Max - kelengkapan dalam kotak penjualan |
ASUS Zenfone 3 Max - kepala charger dengan kuat arus 2A dan tegangan 5v |
ASUS Zenfone 3 Max - dibekali kabel OTG adapter, bisa dipakai mengisi daya ponsel lain |
ASUS Zenfone 3 Max - tampak depan |
Pada saat merekam video unboxing, saya sempat menyebutkan kalau ASUS Zenfone 3 Max ini desainnya memang tak begitu original. Saya sampai menuliskan plesetan kalau yang saya unbox ini adalah ASUS Redmi Note 3 atau ASUS M3 Note. Plesetan yang sayangnya tidak banyak dimengerti oleh viewers video tersebut, sehingga ada beberapa dari mereka yang mencoba meralat dengan mengatakan saya melakukan typo error, ha.. ha..
Kesan Pertama pada ASUS Zenfone 3 Max
Memang ASUS Zenfone 3 Max ini sisi belakangnya sangat mirip dengan Xiaomi Redmi Note 3, sementara depannya pada awalnya saya rasa cukup mirip dengan Meizu M3 series. Namun, dalam beberapa kesempatan pemakaian, saya malah merasa smartphone ini semakin mirip dengan iPhone 6.ASUS Zenfone 3 Max - sisi kiri |
ASUS Zenfone 3 Max - sisi kanan |
ASUS Zenfone 3 Max - sisi bawah |
ASUS Zenfone 3 Max - sisi atas |
ASUS Zenfone 3 Max - sisi belakang |
Saat pertama memegang bagian belakang ASUS Zenfone 3 Max, saya merasa kesan metal-nya tidak begitu terasa. Kebetulan pada saat yang sama, saya membandingkannya dengan Xiaomi Redmi Note 3 Pro yang menurut saya feels metal-nya pun biasa saja. Sebagai informasi, berikut adalah beberapa smartphone yang feels metal-nya terasa kentara dan baik saya rasakan: Meizu M3 Note, Vivo V3, Xiaomi Redmi Note 4, Xiaomi Mi 5s.
Saya sempat meragukan bahwa backcover dari smartphone ini terbuat dari metal. Namun, ketika subuh-subuh saya memegangnya dan suhunya terasa dingin, serta ketika saya coba bermain game dan suhunya terasa menghangat, keraguan saya pun sirna. Satu hal tak luput menjadi ciri khas smartphone berbahan metal, ASUS Zenfone 3 Max juga sangat licin saat dipegang maupun saat diletakkan di meja atau di jok mobil.
ASUS Zenfone 3 Max - posisi fingerprint scanner |
Bagian depan ASUS Zenfone 3 Max adalah bagian paling aktraktif dari smartphone ini. Layarnya hitam pekat. Bahkan, saat menyala pun, navigation bar berwarna hitam terasa menyatu dengan body depan keseluruhan. Hal ini mungkin tak bisa Anda dapatkan pada varian Zenfone 3 Max warna lain yang sayangnya seperti desain beberapa smartphone dari brand lain, menggunakan bezel tipuan.
Dimensi layar ASUS Zenfone 3 Max sebesar 5,2 inci terasa pas bagi saya. Lengkung 2.5D di sekeliling tepian layar mampu membuat smartphone ini terlihat menawan dan semakin ramah dalam genggaman. Resolusi layar HD 720p tak membawa masalah, rasanya nyaman-nyaman saja dan cukup tajam. Padahal, belakangan ini saya terbiasa menggunakan smartphone dengan resolusi Full HD 1080p dengan dimensi 5,5 inci.
Dengan semua spesifikasi fisik dan jeroan yang dibawa oleh ASUS Zenfone 3 Max, saya kira ada sebuah smartphone yang di atas kertas jadi pesaing paling sebanding dan identik, Infinix Hot S! Apakah ASUS Zenfone 3 Max akan mampu mengungguli pesaingnya itu? Mengingat harga yang ditawarkan terpaut selisih yang signifikan. Lahap dan baca terus tulisan ini agar Anda bisa menyimpulkan jawaban dari pertanyaan tersebut ya!
ASUS Zenfone 3 Max dalam Penggunaan Sehari-hari
Kembali menggunakan produk ASUS berarti kembali menggunakan OS Android dengan modifikasi berat ala Zen UI. Untungnya sekarang ASUS bermurah hati dengan mengizinkan kita menghapus segambreng bloatware yang disertakannya.Betul memang bahwa Zen UI bukanlah customized UI favorit saya. Pilihan ikon aplikasi standar, ikon tombol navigasi, gaya dari notification drawer, hingga susunan menunya tak penah saya kagumi. Namun demikian, Zen UI sebetulnya memiliki fungsional yang baik. Saya sangat suka dengan application drawer Zen UI yang dapat mengelompokkan aplikasi-aplikasi yang baru kita pasang ke dalam kategori tertentu secara otomatis. Kita pun bisa mengurutkan daftar aplikasi berdasarkan frekuensi pemakaian. Selain itu, kita bisa masuk ke mode penyuntingan pada daftar aplikasi, untuk kemudian menghapus banyak aplikasi secara berurutan, tanpa perlu satu-persatu kita seret ke bagian atas layar, masuk kembali ke application drawer, lalu seret lagi dan lagi, seperti kebanyakan smartphone Android pada umumnya.
Satu yang paling saya suka dari Zen UI adalah shortcut untuk melakukan screenshot, yaitu cukup dengan melakukan tekan dan tahan tombol recent apps hingga screenshot berhasil diambil.
Oh ya, sebagai informasi, ASUS Zenfone 3 Max sudah menggunakan OS Android 6.0 Marshmallow lho! Untuk urusan update OS, sejauh ini ASUS cukup rajin menggulirkan pembaharuan untuk device mereka. Pada hari di mana artikel ini saya tulis, saya telah membaca bahwa ASUS Padfone S yang notabene adalah perangkat yang dirilis dua tahun lalu, mendapat update OS Marshmallow lho!
Fingerprint scanner yang dimiliki ASUS Zenfone 3 Max terletak pada punggung dari smartphone ini. Pada awalnya saya kurang terbiasa menggunakannya karena saat membuka kunci layar, ponsel ini tak memberi feedback berupa getaran. Namun, setelah beberapa hari digunakan, saya tak lagi memiliki masalah dengan proses ini, dan saya nilai akurasi dan kecepatan dari sensor sidik jari ini baik.
ASUS Zenfone 3 Max - Zen UI |
Dibekali baterai berkapasitas 4.100 mAh, ASUS Zenfone 3 Max dapat melenggang dengan mudah menembus 24 jam pemakaian di tangan saya. Rata-rata sih baterainya baru mencapai kapasitas di bawah 10% setelah digunakan hampir tiga puluh jam, dengan Screen-on Time dua hingga tiga setengah jam. Rasanya memang tak sehemat Xiaomi Redmi 3X (sama-sama berbaterai 4.100 mAh) atau bahkan Xiaomi Mi 5s (hanya 3.100 mAh) saya dulu yang dengan pola pemakaian yang sama mampu bertahan antara 36-48 jam.
ASUS Zenfone 3 Max - daya tahan baterai |
ASUS Zenfone 3 Max - Screen-on Time |
Namun, di ASUS Zenfone 3 Max ini saya memasang sebuah aplikasi yang sudah lama sekali tak saya gunakan, yaitu BBM. Bisa dilihat bahwa untuk kategori software, aplikasi ini berada di urutan paling atas sebagai pemakan daya. Mungkin inilah yang membuat Zenfone 3 Max belum mampu menyamai rekor saya di smartphone lainnya.
Dibekali kepala charger dengan kuat arus 2A, proses pengisian baterai dari kondisi 8% ke 98% memakan waktu sekitar dua jam. Normal lah.
Demi menjajal kemampuan ASUS Zenfone 3 Max saat diajak bermain game, saya sampai ketagihan bermain game balap yang satu ini: Micro Machines. Sejauh ini tidak ada kendala berarti saat smartphone ini saya gunakan bermain game secara terus menerus antara tiga puluh hingga sembilan puluh menit. Backcover terasa sedikit menghangat tetapi tak berlebihan.
Sementara untuk menampilkan grafis 3D berat memang terasa ASUS Zenfone 3 Max ini menemui beberapa lag kecil. Namun itupun tak sampai menganggu kenikmatan saya bermain. Satu hal lagi yang saya sukai dari Zen UI adalah munculnya tombol khusus pada saat bermain game. Melalui tombol ini kita dapat melakukan speed booster, semacam melapangkan memory dari aplikasi lain yang tidak sedang dipakai. Tak hanya itu, kita pun dapat merekam permainan yang kita lakukan, lengkap dengan ekspresi wajah kita saat bermain, asalkan jari kita tak menghalangi kamera depan saja ya. Coba deh lihat ekspresi wajah Anda saat bermain game, saya yakin banyak kelucuan yang terekam di sana, ha.. ha..
Sayangnya, sensor gyroscope absen di ASUS Zenfone 3 Max ini. Anda yang mencari perangkat untuk bermain game VR, dipersilakan mengurungkan niat membeli smartphone ini.
Satu kekurangan milik Xiaomi Redmi Note 3 ternyata dicontoh juga oleh ASUS untuk desain dari Zenfone 3 Max ini. Peletakan speaker di bagian belakang adalah suatu hal yang saya nilai kurang baik. Kualitas output audio Zenfone 3 Max sendiri tergolong acceptable, namun tak sebagus audio milik Vivo V3. Saat digunakan mendendangkan lagu pada volume tertinggi, suaranya tidak cempreng namun terkesan terlalu tajam sehingga menusuk kuping dengan tak nyaman. Pun saat digunakan pada tingkat volume sekitar 70%, lagu yang diputar tidak terlalu jernih dan detail, seperti ada sedikit gema yang hinggap di telinga saya yang walaupun bukan terbuat dari kaleng, tapi sering diistilahkan begitu. Hehe...
ASUS Zenfone 3 Max - posisi speaker |
Informasi Hardware ASUS Zenfone 3 Max
Berikut ini adalah informasi hardware pada ASUS Zenfone 3 Max yang saya hasilkan melalui beberapa aplikasi pihak ketiga, antara lain:CPU-Z:
ASUS Zenfone 3 Max - CPU-Z seringkali salah menampilkan info processor baru |
AIDA64:
Sensor Box for Android:
ASUS Zenfone 3 Max - kelengkapan sensor |
Skor Antutu Benchmark ASUS Zenfone 3 Max:
ASUS Zenfone 3 Max - Skor Antutu Benchmark |
Hasil Kamera ASUS Zenfone 3 Max
ASUS Zenfone 3 Max - posisi kamera utama |
ASUS Zenfone 3 Max - posisi kamera depan |
Secara umum kamera ASUS Zenfone 3 Max ini cukup layak mendapat pujian pada level harga yang ditawarkan. Meskipun tidak ada mode manual untuk mengatur fokus dan lain-lain, kehadiran beberapa mode gambar cukup membantu, terutama untuk kondisi pencahayaan yang kurang baik.
ASUS Zenfone 3 Max - pilihan mode kamera |
Gambar lengkapnya dapat Anda lihat pada artikel Review Hasil Kamera ASUS Zenfone 3 Max Indonesia ini ya.
Plus dan Minus ASUS Zenfone 3 Max
ASUS Zenfone 3 Max - kelebihannya |
Kelebihan ASUS Zenfone 3 Max:
- Dapat beroperasi di jaringan 4G, bergaransi resmi.
- Desain yang tipis dan indah, khusus untuk warna grey atau hitam. Saya sangsi dari jauh orang akan mengira bahwa ini smartphone buatan ASUS.
- Layar yang baik dari berbagai aspek penilaian: Dimensi, kerapatan, viewing angles, maupun reproduksi warna.
- Meskipun tanpa kehadiran mode manual, kamera Zenfone 3 Max tergolong baik di kelasnya.
- Sudah memiliki fingerprint scanner yang cukup cepat dan akurat.
- Zen UI sekarang sudah memperbolehkan pengguna menghapus bloatware.
ASUS Zenfone 3 Max - kekurangannya |
Kekurangan ASUS Zenfone 3 Max:
- Hybrid slot! Obviously not my favorite!
- Desain kurang original.
- Licin dalam genggaman.
- Tidak disertai sensor gyroscope.
- Output audio yang rata-rata saja, ditambah posisi speaker yang ada di bagian belakang.
- Semua kelebihan dan kekurangan yang saya sebutkan di atas, bisa didapatkan dengan harga lebih murah pada smartphone dari brand lain.
Apa Kata Aa tentang ASUS Zenfone 3 Max
ASUS Zenfone 3 Max - kesimpulan |
Menurut Aa, ASUS Redmi Note 3 ini... Eh, ASUS Zenfone 3 Max ini adalah sebuah smartphone yang secara umum berkualitas baik. Terlebih harganya tidak jauh dari harga aman secara psikologis, yaitu dua juta Rupiah, dan sudah bergaransi resmi.
Anda bisa lihat daftar kelebihan dari smartphone ini yang sudah saya tulis. Faktor-faktor yang esensial pada sebuah smartphone, kecuali audio, mampu disajikan dengan kualitas yang baik oleh ASUS pada Zenfone 3 Max ini.
Bagi Anda yang punya budget sedikit lebih mepet bisa beralih ke Infinix Hot S untuk mendapatkan semua kualitas yang diberikan oleh Zenfone 3 Max. Kekurangan Infinix Hot S ada pada absennya lampu LED notification dan navigation button backlight. Sementara kelebihan Infinis Hot S ada pada posisi lubang speaker yang lebih baik, hadirnya gyroscope software, serta selisih harga yang lebih murah sekitar setengah juta Rupiah.
Sementara Anda yang sudah kadung fanatik dengan aliran #MendingXiaomi, lebih baik simpan saja komentar Anda, saya sudah tahu apa yang mau Anda katakan, ha.. ha.. ha..
Demikian ulasan kali ini, semoga bermanfaat ya. Hatur nuhun...
Makin kesini kok desai smartphone makin mirip semua atau hanya perasaan saya aja ya... Hehe,
ReplyDeleteAa'...sdh ada mereview xiaomi redmi note 3 pro-kah..?
ReplyDeleteSaya udah cari tapi blm ketemu. Yang ada noye 3 yg mediatek.
Review ding a'....
Thanks
Gan, tolong pencerahannya.. mending beli asus zenfone 3 max atau lenovo vibe k5 plus ya?
ReplyDeleteMohon saran dan penjelasannya. Makasih banyak
Permisi, boleh saya minta Nomer WhatApp personil gontagantihape? ada yang saya tanyakan tentang Ponsel Asus saya.
ReplyDeletesecara singkat:
saya beli Asus Pegasus 3 3GB/32GB dengan sofware untuk pasar Tiongkok, dari tampilan, aplikasi bawaan/bloatware, serta fitur banyak yang dipangkas dibanding dengan Asus Zenfone 3 Max.
Apakah mungkin Asus Pegasus (X008) saya diinstall Firmware milik Asus Zenfone 3 Max (ZC520TL) agar tampilan, bloatware serta fitur sama seperti yang ada pada Asus Zenfone 3 Max?
Teeima kasih untuk GontaGantiHape