Review Ramos R10, Smartphone Android RAM 3 GB Termurah Saat Ini
Ketika saya merayu counterpart saya di Banggood.com untuk mulai memberikan produk smartphone untuk saya ulas, saya mencari satu buah smartphone yang harganya tidak terlalu mahal supaya permintaan saya dapat diloloskan, he.. he.. Saat itu harga Ramos R10 masih di bawah $100, tepatnya adalah $96, namun pada saat saya mulai menulis artikel ini, harganya sudah melambung cukup banyak, menjadi $108.
Waktu itu saya hanya berpikir untuk meminta produk smartphone murah yang sudah mengusung setidaknya Android Lollipop, RAM minimal 2 GB, dan syukur-syukur kalau sudah ada fingerprint scanner. Namun, saat saya mendapati produk Ramos R10 ini di website Banggood, tercantum spesifikasi yang saya kira terasa mustahil untuk harga serendah ini. Bagaimana tidak, coba lihat daftar di bawah ini:
- Layar 5 inci, HD 720p IPS.
- RAM 3GB (ya 3GB, ga salah).
- ROM 32GB.
- Dual-sim dengan hybrid slot.
- Processor Quad-core Mediatek MT6735.
- Android Lollipop 5.1.
- Fingerprint scanner.
- USB Type-C.
- Bahan metal unibody.
- Kamera 8+5 Megapixels.
- Baterai 2.300 mAh.
Pikir saya kala itu, dengan spesifikasi seperti ini dan harga semurah itu, mesti ada yang dikorbankan. Prediksi saya sih antara kameranya buram, layarnya pucat, atau build quality yang ringkih dan finishing seadanya.
Namun, semua prediksi saya rupanya meleset saat saya melakukan unboxing Ramos R10 ini.
Unboxing dan Kesan Pertama terhadap Ramos R10
Saya cukup takjub bahwa smartphone dengan RAM 3 GB semurah ini membawa finishing yang tidak asal-asalan. Biasanya produk smartphone murah akan tampak bagus hanya pada foto promosi produk yang dipajang di website. Namun, hal itu tak berlaku untuk Ramos R10 ini, saya pikir apa yang didapat sesuai dengan yang dimunculkan pada halaman produk ini di Banggood.com.
Pun begitu dengan build quality yang dimiliki oleh Ramos R10. Bukan build quality paling kokoh yang pernah saya pegang memang, namun juga tidak asal metal dan tidak ringkih. Jika boleh saya bandingkan, build quality-nya setingkat di atas Wiko Robby, kira-kira setara dengan Xiaomi Redmi 3, namun masih di bawah apa yang saya dapatkan pada Meizu M3 Note atau Vivo V3.
Lanjut ke layar, lagi-lagi prediksi saya meleset. Layar Ramos R10 terlihat sangat vibrant, tidak washed out seperti apa yang kita temui pada Infinix Hot 2. Luas sudut pandangnya pun baik, rasanya tidak ada jarak antara layar dengan panel sentuhnya. Resolusinya yang HD 720p saya nilai cukup tajam untuk dimensi layar yang hanya lima inci. Satu hal yang saya rasakan setelah penggunaan beberapa lama, visibility di bawah terik mataharilah yang ternyata menjadi kelemahan dari layar Ramos R10 ini.
Sementara untuk masalah kamera, saya bahas khusus pada salah satu bagian dari tulisan ini.
Beralih pada kelengkapan pada paket penjualan Ramos R10 ini, lagi-lagi saya dibuatnya tak habis pikir. Ini ponsel sudah murah, isi paketnya koq bisa ya lengkap dengan ini dan itu. Saya belum bisa bayangkan dari mana produsen mendapatkan keuntungannya kalau begini.
Ramos R10 - kotak penjualan |
Ramos R10 - info pada bagian belakang kotak penjualan |
Ramos R10 - kelengkapan di dalam kotak penjualan |
Dari foto di atas, dapat kita lihat bahwa selain mendapatkan kelengkapan standar, pembeli Ramos R10 juga akan mendapatkan headset, EU plug adapter, softcase transparan, dan screen protector cadangan! Ya cadangan, karena sejatinya layar Ramos R10 out of the box sudah terpasang screen protector berupa mika tipis.
Berikut adalah foto penampakan Ramos R10 sisi per sisi. Kira-kira menurut Anda, mirip dengan smartphone dari brand apa hayoo?
Ramos R10 - sisi belakang |
Ramos R10 - sisi atas |
Ramos R10 - sisi kanan, tombol power dan sim-card tray |
Ramos R10 - sisi bawah |
Ramos R10 - sisi kiri, tombol volume up dan volume down |
Ramos R10 - tampak muka |
Kesan pertama saya terhadap Ramos R10 ini adalah takjub. Ya takjub! Menang banyak padahal harganya murah lho! Sampai-sampai saya hampir lupa kekurangan dari smartphone ini yang sebetulnya nyata terpampang: tombol kapasitif tanpa lampu latar, dan tak ada LED untuk notifikasi. Satu lagi yang tak saya sukai adalah lensa kamera utamanya yang terbilang menonjol, meskipun saat menggunakan softcase jadi tak terasa. Sementara lubang speaker yang berada di sisi bawah menjadi nilai plus dari desain Ramos R10.
Ramos R10 - tanpa lampu latar pada tombol kapasitif |
Ramos R10 - tidak ada LED notification |
Ramos R10 dalam Penggunaan Sehari-hari
Saat saya coba sebagai ponsel utama, Ramos R10 tidak banyak mengalami masalah berarti. Keluhan utama yang saya rasakan adalah daya tahan baterainya yang belum mampu menembus 24 jam dalam sekali pengisian. Kapasitas baterainya yang memang tergolong kecil menjadi faktor penyebab utama dari kondisi ini, mengingat processor yang digunakan bukanlah salah satu yang memiliki performa terlalu tinggi.daya tahan baterai Ramos R10 |
Satu hal lain yang bisa jadi salah satu penyumbang andil dalam menghabiskan daya baterai Ramos R10 adalah banyaknya iklan yang muncul pada ponsel ini. Nampaknya smartphone ini sudah tercemar bloatware atau membawa ROM abal-abal, layaknya ponsel dari merk yang lebih mending itu. Saya berhasil mengatasi kemunculan iklan ini dengan disable salah satu aplikasi. Dan, ya memang baterainya terasa lebih awet setelahnya.
contoh iklan yang muncul pada Ramos R10 |
Berbicara mengenai ROM abal-abal ini, perlahan saya mulai melihat jawaban yang sesungguhnya dari pertanyaan mengapa banyak ponsel bergaransi distributor, terutama yang berasal dari Tiongkok, banyak menggunakan ROM yang sudah dimodifikasi ini. Jika dulu saya selalu berbaik sangka dengan berpikir bahwa ini adalah satu cara yang dilakukan untuk menyuntikkan pilihan Bahasa Indonesia ke ROM China, agar kemudian dapat diterima dengan baik di pasar tanah air, kini saya mulai merasa bahwa semua ini tujuannya adalah untuk keuntungan beberapa pihak semata. Dan keuntungan ini sifatnya finansial, alias demi mendapatkan penghasilan. Seperti apa detailnya? Saya akan bahas pada satu tulisan terpisah ya, segera setelah saya mendapatkan temuan lain tentang hal ini.
Ramos R10 ini menggunakan Android 5.1 Lollipop dengan custom UI sebagaimana smartphone asal Tiongkok lainnya, termasuk homescreen tanpa application drawer dan ikon-ikon aplikasi yang dipermak.
Saat saya turunkan jendela notifikasi, saya tak dapat menemukan toggles atau shortcut sebagaimana biasanya. Sampai-sampai saya terpaksa memasang aplikasi yang dapat memunculkan toggles di bagian notifikasi demi kenyamanan penggunaan sehari-hari. Hingga satu minggu kemudian berlalu, tanpa sengaja saya menyapu layar Ramos R10 dari bagian bawah ke atas. Rupanya inilah cara memunculkan toggles pada smartphone ini, mirip dengan apa yang ada pada FunTouch OS milik Vivo V3. Begitulah kalau smartphone tak populer hanya dibekali buku manual berbahasa Mandarin, ha.. ha.. ha..
Ramos R10 - jendela notifikasi sederhana |
Ramos R10 - letak toggles |
Satu kekurangan mendasar yang saya temui pada custom UI milik Ramos R10 ini adalah saya tak dapat menempatkan widget pada homescreen-nya. Sehingga jika ingin widget kesayangan Anda tetap dapat digunakan, solusinya wajib pasang launcher lain.
Selain kekurangan di atas, selebihnya Ramos R10 dapat diandalkan untuk penggunaan sehari-hari ala saya. Diajak bermain game pun masih kuat, apalagi kalau cuma dipakai membuka beberapa aplikasi media sosial dan email secara bersamaan.
Ramos R10 - fingerprint scanner |
Fingerprint scanner yang disematkan di bagian punggung Ramos R10 ini pun dapat berfungsi dengan baik. Responnya cukup cepat dan akurat, meskipun masalah kecil hadir pada saat menggunakan softcase bawaan, di mana posisi jari jadi agak kurang bebas saat mengakses daerah sensor ini.
Lanjut ke sisi audio, saya sering menggunakan smartphone ini untuk memutar musik menggunakan speaker bluetooth yang saya miliki. So far saya puas untuk kualitas audio-nya saat dihubungkan dengan perangkat audio lain baik dengan menggunakan jack audio 3,5 mm maupun koneksi nirkabel. Sementara loudspeaker bawaan ponsel ini tergolong biasa saja kualitas output-nya. Ramos R10 hadir dengan aplikasi pemutar musik bawaan yang sudah memiliki pengatur equalizer dan efek bass.
Satu hal yang membuat saya cukup kerasan menggunakan Ramos R10 sebagai ponsel utama, sementara menunggu pesanan smartphone lainnya datang, adalah layarnya yang memiliki reproduksi warna yang sangat baik pada level harganya. Saturasi, kecerahan, dan kerapatan layarnya membuatnya enak dipandang berlama-lama. Meskipun memang kurang dapat diandalkan di bawah terik matahari.
Informasi Hardware Ramos R10
Berikut adalah informasi hardware Ramos R10, termasuk kelengkapan sensor dan skor benchmark-nya yang saya dapatkan menggunakan aplikasi pihak ketiga.
CPU-Z
Sensor Box for Android
Ramos R10 - Kelengkapan sensor, lihat deh, ga ngorbanin gyro! |
Antutu Benchmark
Ramos R10 - Skor Antutu Benchmark |
Hasil Kamera Ramos R10
Kualitas kamera Ramos R10 ini terbilang cukup baik, di atas ekspektasi saya di awal. Saya awalnya sudah siap jika hasil fotonya ancur-ancuran, ya karena harganya terbilang kemurahan untuk spesifikasi yang dibawanya. Saya sempat menerka jika kameranya akan jadi salah satu yang dikorbankan kualitasnya demi menyesuaikan biaya produksi smartphone ini. Namun, rupanya prediksi saya sedikit meleset. Kamera Ramos R10 ini usable koq.Software dari kameranya lah yang mungkin akan terasa kurang, termasuk UI-nya yang jadul dan terbatasnya mode yang dapat dipilih.
Anda dapat melihat semua hasil gambar yang dihasilkan smartphone ini pada artikel Review Hasil Kamera Ramos R10 berikut ini.
Plus dan Minus Ramos R10
Kelebihan Ramos R10:
- Harga yang sangat terjangkau, namun memiliki spesifikasi yang memukau.
- Kelengkapan paket penjualan yang komplit.
- Tak hanya jeroan, build quality-nya pun baik.
- Layar kinclong.
- Kamera dapat diandalkan.
- Sudah memiliki fingerprint scanner.
- Port USB Type-C!
- Sudah mampu mengakses jaringan 4G.
Kekurangan Ramos R10:
- Tidak dijual di Indonesia.
- Terkena bloatware.
- Tidak memiliki lampu latar tombol kapasitif dan LED notifikasi.
- Kapasitas dan daya tahan baterai terasa kurang.
- Hybrid slot.
Apa Kata Aa tentang Ramos R10
Satu hal yang bisa saya simpulkan, dan pastinya sudah bisa diketahui sejak dari bagian awal tulisan ini, adalah Ramos R10 memiliki harga yang terjangkau namun memberikan banyak kelebihan baik dari spesifikasi jeroannya, build quality-nya, hingga kelengkapan dalam paket penjualan yang diberikan. Ini satu!
Kedua, secara performa nyatanya pun tak mengecewakan. Layar dan kamera yang baik jadi tambahan nilai positif dari smartphone ini.
Kelemahan yang cukup terasa hadir pada sisi ketahanan daya baterai dan UI yang tidak istimewa, bahkan cenderung memiliki bloatware.
Mengingat ekspektasi saya di awal yang sama sekali tidak berharap tinggi, jadilah Ramos R10 ini sebagai smartphone yang terasa menakjubkan apabila kita tahu seberapa rendahnya harga jual yang dipatok. Seandainya Ramos selaku produsen, memiliki rencana besar yang bisa dieksekusi dengan baik, rasanya Xiaomi harus mulai berhati-hati dengan brand yang satu ini.
Om, biasanya kalo habis review gini hapenya di kemanain? Kalo nggak di jual di indonesia, trus kalo mau beli dimana?
ReplyDeleteBelinya ongkirnya besar gak om
ReplyDeleteom ane punya ramos r10, apps apa yg kudu di freeze biar ndak banyak iklannya? trims
ReplyDeleteBefore you hit that all-important ‘Claim Bonus’ button, make sure to read through the terms and circumstances beneath the bonus. Feel like you’re sitting at a real desk at a real casino with this high-tech function. There are 1000's choose on} between, starting from cult classics to fashionable options. Search by title, maker, and different filters search out|to search out} one that matches your playing thecasinosource.com in} style and pursuits. Also, hold a watch out for different promos similar to reload and referral bonuses, properly as|in addition to} double-point offers which have turn out to be normal throughout the business. While Borgata’s welcome bonuses will allow you to get the hold of the positioning, a lot of|there are many} different promotions to keep you engaged on an ongoing basis.
ReplyDelete