Review Xiaomi Mi Mouse Indonesia, Dual-mode yang Useful!
Mouse lama saya mulai suka melakukan ghost click akibat sering saya bawa-bawa di dalam tas dan mungkin banyak mengalami tekanan
Saya menemukan Xiaomi Mi Mouse di GearBest seharga $19.99 saja, dan saat itu saya baca produk ini tertulis sebagai bluetooth mouse. Wah, boleh juga pikir saya kala itu. Alhamdulillah, ketika saya ajukan pilihan saya ini, pihak GearBest menyetujui untuk mengirimkannya.
Unboxing Xiaomi Mi Mouse
Proses unboxing seperti biasa saya abadikan dalam sebuah video yang sudah saya unggah di channel YouTube saya. Kelengkapan di dalam kotaknya sangat minim, sewajarnya sebuah mouse. Namun, coba lihat apa yang saya temukan di balik penutup baterai ini!Xiaomi Mi Mouse dalam Penggunaan Sehari-hari
Pada video unboxing di atas, saya sempat dibingungkan dengan hadirnya wireless dongle atau receiver di dalam mouse ini. Sampai-sampai saya mengira ini bukanlah bluetooth mouse. Rupanya Mi Mouse ini mempunyai dual-mode alias dua cara untuk terhubung ke perangkat induknya. Kuncinya terdapat pada sebuah tombol dengan indikator lampu yang warnanya menunjukkan jenis koneksi yang digunakan.
Setelah menyalakan Mi Mouse dengan menggeser switch-nya, tekan tombol mode tersebut. Apabila tombol menyala dengan warna hijau, maka kita akan dapat menggunakannya sebagai wireless mouse dengan receiver USB yang diselipkan di antara kedua baterainya.
Untuk digunakan sebagai bluetooth mouse, pertama-tama kita harus masuk ke pairing mode dengan cara tekan dan tahan tombol mode tersebut hingga warnanya biru dan berkedip cukup cepat. Setelah sukses dipasangkan dengan PC atau smartphone, selanjutnya cukup tekan tombol mode saja untuk beralih antara kedua mode tersebut. Intinya, lihatlah warna pada lampu indikator di tombol mode tersebut.
Adanya dual-mode ini sangatlah saya senangi, karena membuat saya dapat menyesuaikan mouse ini dengan kebutuhan saya. Saat ingin menggunakan mouse ini di smartphone atau PC yang sudah berhasil pairing, saya tinggal menyalakannya, tak perlu waktu lama untuk terhubung hingga saya bisa menggerakkan kursor melalui mouse ini. Dengan mode bluetooth, port USB yang jumlahnya terbatas pada laptop saya bisa digunakan untuk kepentingan lain jadinya.
Sementara saat saya mau menggunakan Mi Mouse secara cepat pada perangkat yang belum melakukan pairing, saat meminjam laptop teman sebentar misalnya, saya cukup mengeluarkan USB wireless receiver dan mencolokkannya pada salah satu port USB yang tersedia. Seperti layaknya mouse nirkabel biasa, cepat tanpa proses pairing terlebih dulu.
Build quality yang dimiliki Xiaomi Mi Mouse ini tergolong baik, di atas rata-rata bahkan. Mungkin akibat sentuhan chrome-nya yang membuatnya tak terasa plasticky. Dari segi bobot pun terasa cukup, saya pikir mouse yang terlalu ringan malah susah dikontrol. Bobot mouse ini terbantu oleh baterai yang dibawanya.
Xiaomi Mi Mouse ini menggunakan dua buah baterai berukuran AAA. Saya sendiri lebih senang dengan mouse yang menggunakan baterai AA karena jenis ini lebih mudah ditemukan di warung-warung. Atau jika menggunakan baterai tanam yang dapat di-charge seperti mouse saya sebelumnya (Powerlogic Air Shark), akan lebih baik lagi rasanya. Saya sendiri belum dapat mengukur berapa lama baterainya akan mampu bertahan. Sejauh ini sudah dua minggu saya pakai menggunakan baterai bawaan yang disertakan dalam kotak penjualan, dan masih belum habis tuh.
Harus diakui Xiaomi Mi Mouse ini memiliki bentuk yang tidak begitu ergonomis. Bagian penampang muka yang bersentuhan langsung dengan telapak tangan kita terasa terlalu datar, tak semelengkung mouse yang biasa saya gunakan. Namun setelah seminggu lebih saya bekerja sama dengan Mi Mouse, tangan saya pun akhirnya terbiasa juga. Kedua tombol pada mouse ini terasa nyaman saat ditekan karena tak licin. Pun demikian dengan scroll wheel-nya, selain dapat menggulung layar dengan cukup presisi, middle-click pun dapat saya lakukan dengan baik.
Namun, sesekali proses scrolling terasa seperti belum tuntas. Maksudnya begini, selepas saya scroll layar, lalu hendak menekan suatu tombol pada layar, saat saya klik dengan menekan tombol mouse kiri, layar masih sedikit menggulung sehingga kadang yang saya klik meleset ke atas atau ke bawah. Biasanya setelah sedikit di-scroll sekali lagi, saya dapat meng-klik tombol tersebut dengan tepat. Saya tak tahu apakah ini terjadi hanya pada unit yang saya gunakan atau tidak.
Satu kekurangan lagi, yang juga umum ditemui pada bluetooth mouse lain adalah masalah koneksi. Laptop saya biasa terkoneksi ke tiga perangkat wireless secara bersamaan: wi-fi router, bluetooth speaker, dan bluetooth mouse ini. Saat wi-fi kantor bermasalah, seringkali mempengaruhi perangkat lain, suara di speaker menjadi tersendat, begitupun koneksi ke Mi Mouse ini. Saya tak tahu, apakah ini normal atau tidak ya? Hehe.
Oh ya, hampir saja saya lupa menambahkan, sensor optic dari Xiaomi Mi Mouse ini tidak mengeluarkan cahaya berwarna, sehingga tidak menyilaukan.
Apa Kata Aa tentang Xiaomi Mi Mouse
Saya merasa Mi Mouse ini sangat useful berkat kehadiran dual-mode untuk koneksi nirkabel-nya. Masalah bentuknya yang tidak begitu ergonomis, saya yakin waktu akan menjawabnya, ha... ha..
Satu hal yang cukup penting adalah harganya yang masih sangat masuk akal, bahkan terhitung terjangkau untuk sebuah bluetooth mouse dengan build quality yang baik. Tunggu, ini kan tak cuma bluetooth mouse, ada dual-mode-nya! Rasa-rasanya harga $19.99 untuk sebuah Xiaomi Mi Mouse di GearBest sama sekali tak berlebihan.
Seandainya dibuat lebih melengkung dan menggunakan baterai tanam yang rechargeable, saya kira mouse ini akan semakin mendekati sempurna.
bang ane beli kok kalo di pairing ulang rada susah untuk masuk atau terhubung kembali ya
ReplyDeleteMakasih banyak om
ReplyDelete