Review Divoom Voombox Travel 3rd Gen
Sudah seminggu ini saya bekerja ditemani oleh sebuah bluetooth speaker baru di meja kerja saya. Nama dari speaker ini adalah Divoom Voombox Travel 3rd Gen, warnanya silver dengan aksesn merah yang mencolok, meskipun jika kita melihat di halaman penjualan produk ini di salah satu e-commerce tanah air, pilihan warna yang tersedia cukup banyak.
Nah, ngomong-ngomong soal Divoom, ini bukanlah brand baru ya. Sekitar tahun 2011 saya sudah pakai speaker dari merk ini. Ceritanya waktu itu teman saya datang ke pameran komputer di JCC, dan pulangnya membawa sebuah speaker portable merk Divoom yang kemudian sering bergilir dipakai anak-anak di kantor lama saya. Sehingga lama kelamaan saya pun tertarik membeli sebuah speaker Divoom, waktu itu masih berkabel, dan yang membuat saya takjub adalah dengan ukurannya yang kecil, namun suaranya cukup terdengar ke satu ruangan kantor yang cukup besar, dengan kualitas suara yang tergolong baik dan sama sekali tidak cempreng.
Bahkan, saat saya resign dari kantor lama tersebut, Mamang penjaga kantor meminta saya untuk meninggalkan speaker tersebut di kantor, haha.
Makanya sekarang saya sangat senang saat memiliki lagi sebuah speaker Divoom di meja kantor saya.
Sebetulnya ini adalah outdoor speaker, Anda bisa melihat pada kemasannya yang tertulis weather proof. Ya, speaker ini diklaim tahan basah atau percikan air, dan juga tahan guncangan. Karena merupakan speaker untuk luar ruangan, maka tak heran jika power yang dihasilkannya memang kuat sekali. Sendok yang saya letakkan di atas meja saja sampai berbunyi-bunyi akibat terguncang-guncang oleh dentuman bass dari speaker ini, haha.
Menurut saya, para pecinta bass akan sangat terpuaskan oleh Divoom Voombox Travel 3rd generation ini. Saat saya dengarkan dengan seksama, detail dari instrumen musik pada lagu yang saya putar masih dapat terdengar dengan baik meskipun suaranya bulet banget oleh bass.
Saya yakin power yang besar ini memang dihasilkan oleh driver unit yang juga prima, termasuk dalam hal dayanya. Ini sebabnya, bisa dibilang speaker ini tak terlalu panjang daya tahan baterainya. Dalam pemakaian saya biasanya hanya cukup untuk satu hingga dua hari saja menemani bekerja, di mana dalam satu hari saya bisa mendengarkan lagu hingga empat jam. Ya kira-kira empat hingga enam jam sajalah daya tahan baterai speaker ini.
Satu kelebihan dari speaker ini adalah proses pairing yang otomatis, maksudnya begitu menyala maka speaker ini akan mencari perangkat yang sudah pernah melakukan proses pairing. Atau jika baru akan melakukannya untuk pertama kali, kita tak perlu masuk ke mode khusus dan bisa melakukan pairing selama speaker ini sudah menyala.
Di samping tombol power, ada sebuah tombol multifungsi yang dapat digunakan untuk mengangkat telepon jika speaker ini terhubung ke smartphone, serta juga dapat digunakan sebagai tombol play dan pause. Di sisi lain tedapat dua buah tombol plus dan minus yang apabila ditekan sebentar maka berfungsi sebagai pengatur volume, dan jika ditekan lebih lama akan berfungsi sebagai tombol previous dan next song. Dua buah port tersembunyi di balik penutup karet dengan label Divoom ini, tentunya port micro-USB untuk pengisian daya, dan port audio 3,5 mm untuk sambungan kabel ke perangkat audio Anda.
Overall desain dari speaker ini nampak keren dan sporty. Bobotnya tak terlalu ringan, namun justru memberi kesan kokoh dan mantap. Feels-nya di tangan terasa premium, tak salah memang jika speaker ini dibandrol dengan harga lima ratus ribuan. Faktanya memang speaker ini mampu menggeser posisi speaker bluetooth lama saya di meja kerja.
Divoom Voombox Travel 3rd generation berhasil mencuri hati saya, dan saya takkan segan untuk merekomendasikannya kepada Anda yang memang sedang mencari bluetooth speaker pada rentang harga 500 ribuan. Kualitas suara dapat, looks yang keren pun dapat, garansi resmi pula dari distributor lokal yang berada di Jakarta. Buktinya di kemasannya saja langsung terlihat ada kartu garansinya yang berbahasa Indonesia.
Buat Anda yang masih bertanya-tanya tentang brand Divoom sendiri, pada speaker ini tertulis bahwa Divoom didesain di Singapore, walau proses produksi masih dilakukan di China sana. Menurut sang distributor resminya di Indonesia, Divoom diposisikan untuk bersaing dengan merk JBL, hmm pantaslah kalau begitu, terjawab sudah mengapa suaranya bisa mantap begini.
Lain waktu, jika saya punya waktu luang, saya akan coba deh bikin video komparasi dari semua bluetooth speaker yang saya miliki. Bagaimana, setuju tidak? Tulis di komentar ya pendapat kamu!
Demikian review kali ini, hatur nuhun!
Kalau volumenya sudah paling maksimal bisa berapa lama divoomnya bertahan ?
ReplyDeleteSuara bassnya bisa disamakan dengan xiaomi mifa f7 ngga atau lebih bagus bass dari divoom ?
Kalau dengan jbl clip mana yang lebih keras suaranya ?
Makasih reviewnya berguna banget..
Sama bang, saya baru pakai speaker divoom. Sempat bimbang galau milih jbl clip 2 atau divoom. Divoom lebih mahal dari jbl clip 2. Kualitas suara mantap
ReplyDeleteSampe sekarang saya masih make speaker divoom yang berkabel sih. divoom iris-02.
ReplyDelete