Review Honor 8x, Looks Kece, Performa Oke, Tapi...
Honor lagi Honor lagi, hehehe.
Saya sudah maklum kalau penonton setia channel ini sudah melabeli saya sebagai Honor fans. Padahal terakhir saya coba Honor 9i itu sudah lumayan lama lho, sampai-sampai pas saya memulai memakai lagi EMUI di Honor 8x ini, ada semacam perasaan rindu yang terbayar.
Lebay ya haha.
Dan ini juga jadi alasan saya tak mengabulkan permintaan penonton yang berharap saya mengulas Honor Play di channel ini. Keburu masuk Honor 8X soalnya.
Walau segmentasinya berbeda, termasuk dapur pacunya, namun saya lebih tertarik dengan kehadiran 8X sih, terutama karena ini resmi.
Dan Honor 8X ini menjadi device Honor resmi pertama yang mengusung chipset Kirin 710 yang memang hadir menggantikan Kirin 659 dengan peningkatan performa maupun konsumsi daya. Ini menambah sengit persaingan smartphone midrange yang punya powerhouse mumpuni untuk gaming.
Dengan RAM 4GB dan storage 128 GB, sulit untuk tidak memasukkan smartphone ini ke dalam daftar best budget smartphone saat ini.
Terlebih jika faktor estetika menjadi salah satu penentu dalam mengambil keputusan buat Anda. Coba tengok, desain Honor 8x ini tak kalah indah dari smartphone flagshipnya. Dengan garis desain backcover yang dibuat landscape, serta refleksi aurora glass ciri khas Honor, smartphone ini rasanya menggoda iman terus ya hehe.
I know, Honor masih menegaskan kelas smartphone ini di level menengah dengan tak menyematkan NFC. Pun absennya fast charging, bisa jadi deal breaker buat sebagian orang.
Namun saya masih menilai apa yang ditawarkan Honor 8X ini tetaplah menarik.
Layarnya memiliki saturasi dan kerapatan yang baik, dan kali ini dimensinya mencapai 6,5 inch. Saya sempat bingung, koq rasa-rasanya tak jauh berbeda dari smartphone lain yang punya layar 6,2 inch ya. Jawabannya ada pada bezel yang tipis, yang hampir sama tipis di semua sisi. Notch pada layarnya pun ringkas, sebatas cukup untuk menempatkan ambience dan proximity sensor, earpiece, LED Notification, dan kamera depan enam belas Megapixels. Area layar di samping notch masih sangat lega untuk berbagai indikator dan ikon notifikasi.
Kamera belakangnya ganda, dengan resolusi dua puluh Megapixels untuk kamera utama, dan 2 Megapixels untuk depth sensor. Sudah punya AI untuk membantu mengoptimalkan pengaturan sesuai dengan scene yang dibidik, saya merasa hasilnya agak over saturated ya. Kadang saya suka sih, misal saat mengambil foto bunga dan tanaman. Namun untuk foto wajah, saya lebih suka yang natural.
Dan saya tak bisa memasukkan Honor 8X ini ke dalam kelompok hape selfie, karena meskipun resolusinya besar dan juga bisa membuat selfie bokeh, namun memang fitur selfienya tidak terlalu advance. Tidak ada AI untuk selfie-nya, walau beautification masih ada.
Dan Anda bisa simak hasil kameranya pada video berikut ini...
Jika saya boleh simpulkan, menurut pandangan dan selera saya sih kamera Honor 8X ini kinerjanya baik. Fokus dan pemrosesan berjalan cepat, sementara hasilnya bisa diandalkan dengan pengaturan manual yang lengkap.
Jadilah Honor 8X ini smartphone all-rounder dengan harga yang masih cukup terjangkau, baterai besar 3.750 mah, kamera relatif bagus, serta dapur pacu yang gegas.
Memori internal lega yang masih ditemani triple slot cards juga jadi nilai tambah.
Jangan lupakan kemampuan multimedianya yang juga enjoyable, saya akan putarkan musik melalui loudspeakernya, silakan anda nikmati ya.
Satu yang mungkin perlu dibenahi oleh Honor Indonesia adalah timing perilisan ponselnya ya. seringkali produk luar non garansi lokal sudah masuk duluan dibanding produk resminya, dan saat yang resmi rilis, jadinya sudah kurang surprised lagi ya. Terlebih harganya kadang lebih murah yang tak resmi.
Lainnya paling soal penamaan yang kadang membingungkan, misal flagshipnya sudah sampai angka sepuluh, di honor ten dan honor view ten, tapi midrangenya masih berkutat di angka 9 semisal 9i atau bahkan 8 seperti 8x ini. Yang tak terlalu mengikuti update produk Honor mungkin heran dibuatnya.
Dalam proses pengujian, Honor 8X ini saya dapuk menjadi daily driver, dan serius saya betah tuh memakainya. Kekurangan fast charging saya akali dengan mengecasnya malam-malam, toh baterainya tahan lama. Bisa bertahan tiga puluh enam jam lebih dengan screen on time di atas 5 jam lho. Itu saat penggunaan intens untuk socmed ya, bisa jadi lebih lama jika lebih banyak standby, dan jadi lebih singkat saat digunakan untuk gaming.
Penampakannya juga elegan, ngga malu-maluin, malah kecenya kebangetan. Saya akan tutup video ini dengan gaming test ya. Kebetulan video unboxing-nya kemarin kan hanya seadanya, karena kondisi saat itu.
Kesimpulan akhir dari saya, di harga jualnya saat ini, Honor 8X tergolong valuable dengan segala apa yang ditawarkan. Mampu bersaing lah, walau pastinya tak mungkin unggul si segala sektor. Yang jelas ini adalah all arounder yang patut diperhitungkan, terlebih jika anda sudah jatuh hati dengan looks-nya yang ganteng ini.
Dengan harga resmi sebesar Rp3.999.000 plus banyak bonus jika pre-order di Shopee, rasa-rasanya masih menarik sekali untuk dicoba ya. Walau menurut saya, harga ini tabrakan dengan Huawei Nova 3i. Jadi deja vu nih, dulu Honor 7X pun harganya tabrakan dengan Nova 2i sebelum direduksi sejuta Rupiah.
Menurut hemat saya, Honor sepatutnya memberi harga yang lebih kompetitif lagi sebagai e-brand. Walau pastinya mereka sudah punya hitung-hitungan bisnis sendiri ya.
So, kalo budget kamu cocok, tinggal teguhkan pilihan ya, lalu miliki satu dan jangan mengejek yang lain, okay?
Demikian ulasan saya kali ini, dari Kota Cimahi Aa Gogon pamit undur diri, wassalam.
Bang masa ane cek di GSM arena ada nfc nya ni honor 8x🤣🤣🤣
ReplyDeleteBetul kaga tuh
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete