Review iQOO Z7X, Si Hape 5G + 6.000 mAh Paling Terjangkau + Sering Kena Diskon!
Halo Assalamualaikum!
Di suatu Ahad siang, ditemani secangkir homemade latte, saya memulai mengingat-ingat kembali perjalanan saya saat menguji iQOO Z7X 5G ini.
Sebuah smartphone 3-jutaan, yang hanya dijual online di vivo official store, namun seringkali kebagian promo sehingga bisa dibeli di angka 2,8 hingga 2,9-jutaan.
Dua kali battery cycle sudah dilalui dan saya catat penggunaan baterainya. Namun setelahnya saya masih pakai sesekali, setiap mau streaming youtube, download Kamen Rider dan menonton hasilnya, plus main PUBG Mobile buat menguji latency dari earphone dan headphone bluetooth yang sedang saya ulas.
Entah kenapa, rasanya berat sekali memulai menulis naskah ulasan iQOO Z7X ini.
Padahal, sebetulnya untuk harga tadi, apa yang akan pembelinya dapatkan sangatlah melimpah, duhai pembaca.
iQOO Z7X ini sudah mendukung jaringan 5G! Baterainya 6.000 mAh, lebih besar dari rata-rata smartphone lain, plus dibekali kemampuan fast charging 80W. Layar IPS 6.64”-nya pun sudah memiliki resolusi Full HD+ dan punya refresh rate hingga 120Hz. Bahkan vivo cukup rajin memberi update software untuk iQOO Z7X ini! Terakhir dia sudah dapat pembaruan keamanan bulan Juni 2023. Pastinya juga sudah menggunakan Android 13.
Dapur pacunya, Qualcomm Snapdragon 695 adalah processor yang sudah menggunakan fabrikasi 6nm, dan punya rekam jejak bagus dalam hal menghemat daya. Performa keseluruhan masih cukup gegas, namun amannya tetap di level menengah lah.
Sedihnya, processor ini tak dibekali ISP yang bisa meng-handle perekaman video 4K. Bahkan rasanya Full HD 1080p di framerate 60fps pun cuma saya temukan di iQOO Z7X ini.
Buat pola pemakaian saya yang cukup berat untuk video recording, ini jadi satu poin minus yang krusial rasanya.
Terlalu krusial… Kalau untuk saya.
Untuk yang lain, belum tentu. Karena saya yakin beda kepala, beda isinya, beda pula kebutuhannya.
Kalau butuh smartphone 5G agar bisa dipakai menerjang masa depan, ya beberapa tahun ke depan lah, iQOO Z7X ini mantap sekali untuk urusan price to performance.
Di Antutu Benchmark versi 10, skornya sedikit saja di bawah 500-ribu, dan storage benchmark menunjukkan indikasi penggunaan UFS generasi kedua.
Dan dalam 2x battery cycle dari 100 hingga tersisa 13-15%, ponsel ini selalu berhasil menembus 30 jam, dengan atau tanpa wifi. Screen-on Time wajar di 4-5 jam, karena pola pemakaian saya di iQOO Z7X memang didominasi Instagram dan streaming YouTube dan Prime Video saja ya.
Karena notifikasi bakal makin sering bunyi barengan, saya malas untuk link nomor Whatsapp di ponsel ini.
PUBG Mobile no problem, meski settingannya mentok di Balanced-Ultra atau HD-High, namun gameplay lancar sentosa, aman jaya, tentram sejahtera. vivo terkenal lihai dalam masalah cooling system. Apalagi iQOO Z7X memang cukup bongsor, jadi heat dissipation-nya saya rasa tak punya kendala karena punya ruang yang cukup.
Hanya saja, DNA vivo yang lihai dalam kamera, utamanya selfie, tak menurun ke ponsel pintar yang satu ini. Di outdoor nan terik, hasil foto close range-nya bagus, bokehnya juga indah. Namun, ambil objek jauh, detailnya lemah. Lalu cahaya meredup sedikit, hasilnya sudah seperti lukisan cat minyak.
Detail ini mungkin baru bisa kamu lihat di layar lain yang lebih besar, atau fotonya di-zoom sampai habis.
Untuk video, saya mesti geleng-geleng deh. Stabilisasi nihil bak ada gempa, metering naik-turun berantakan, bahkan suara yang terekam kecil. Meski kadang juga bisa dapet hasil yang cukup OK, namun rasanya terlalu inkonsisten hasilnya.
Sisanya, saya mau infokan beberapa hal tentang ponsel ini deh:
- Ponsel ini sudah punya NFC
- Ada 2 varian storage, 128 dan 256GB, selisih harganya 400-ribuan.
- Antigores bawaanya cukup licin, namun mudah kotor, mending ganti tempered glass atau hydrogel saja
- Loudspeaker-nya mono, tapi masih punya jack audio 3.5mm. Sample output-nya ada di opening video ulasannya yang sudah saya unggah ke YouTube (cek video di bawah).
Kesimpulan saya selama memakai iQOO Z7X 5G ini sederhana sih.
iQOO Z7X bukan jack of all trade, bukan all-arounder.
Price to specs sangat kompetitif, namun channel penjualan hanya online, artinya segmen pasar yang sensitif terhadap spek yang jadi sasarannya. Performa, baterai, dan spesifikasi teknis dibuat menonjol, namun kamera terkesan dibiarkan seadanya agar jadi diferensiasi untuk masuknya vivo V-series di level midrange.
Buat ngojek online, buat gaming anak sekolahan, buat ponsel pendamping iPhone, buat admin online shop, atau buat yang komunikasinya manteng terus, ini bisa dipertimbangkan.
Buat yang senang ngopi, lalu difoto atau direkam dan upload ke socmed, skip saja, seperti yang akan saya lakukan saat ini, yaitu menjualnya kembali di lapak sekenan saya hehe.
Dan mari kita tutup saja tulisan kali ini dengan ucapan Alhamdulillah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!
Comments
Post a Comment